Kamis, April 06, 2023

Belajar Menulis, Yuk! Udah Bisa Semua Kan?

 


Menulis adalah suatu keahlian yang tidak bisa dimiliki oleh semua orang. Tapi bukan berarti semua orang tak bisa mempelajari bagaimana cara menulis yang baik dan benar. 


Beberapa waktu terakhir ini, kegiatan tulis menulis makin naik daun ya. Terlihat di berbagai media sosial, tak sedikit orang-orang yang berada di friendlist kita, yang awalnya nggak pernah post karya tulisan (bukan status yang bersifat curhat atau status gaje ya). Kini jadi rajin ngepost karya-karyanya yang berupa tulisan. Ada tulisan fiksi atau non fiksi.

Juga terlihat semakin banyak grup dan komunitas literasi bahkan kelas menulis, baik yang berbayar atau pun yang bersifat sosial alias free atau gratis. Apalagi beberapa hari sebelum ramadhan menyapa, banyak penerbit yang mengadakan event menulis atau  program menulis bareng dengan tema yang sesuai dengan saat ini, yaitu seperti, mudik, lebaran, puasa para perantau, bersama melawan corona dll.


Buat yang baru saja menekuni dunia literasi, pasti sedikit banyak akan mengalami yang namanya ‘demam panggung’ atau jadi bersikap ‘maju mundur cantik’ dan tak sedikit penyebabnya adalah, karena nggak pernah ngalamin kejadian yang sesuai dengan tema, malu atau nggak pede.


Sebenarnya, nggak perlu ngalamin menjadi sosok dalam tulisan kita sendiri untuk bisa menuliskan tema yang ada. Maksudnya, kita nggak perlu menjadi perantau dulu jika ingin bisa menulis tentang bagaimana sih para perantau menjalani hari-hari puasanya saat berada jauh di kampung halaman. Tapi kita bisa menulis dari pengalaman orang terdekat atau mencoba membayangkan menjadi sosok tersebut. Intinya, tingkatkan dan liarkan daya imajinasi kita.


Lantas gimana memulainya? Berikut sedikit tips dari pengalaman TS ya,

1. Beri Feel Pada Setiap Tulisan




Tulisan yang klik adalah tulisan yang bisa menghantarkan feel, aura kepada pembacanya. Gimana caranya? Tak lain dan tak bukan adalah dengan fokus dan teruslah menulis.
Fokus adalah memusatkan perhatian. Jenis tulisan apa yang ingin kita tekuni. Banyaknya macam genre dan jenis tulisan terkadang menggoda kita untuk mempelajari semuanya. Padahal itu adalah suatu kesalahan yang seringkali diabaikan oleh para penulis pemula. Tak salah memang mempelajari semua jenis tulisan dan macam-macam genre yang ada, tetapi perlu diingat kalau kemampuan setiap kita berbeda-beda. Ada yang sekali dikasih tahu langsung paham, tetapi ada yang harus dikasih tahu berkali-kali dengan penjelasan yang berbeda baru mudeng hehehe. Jadi sebaiknya, fokus satu macam atau satu jenis dan tingkatkan jam terbang menulis kita. Kalau udah lancar ibarat sambil merem pun tulisan jadi, baru beralih mempelajari genre atau jenis tulisan yang lainnya.


2. Diksi yang Indah

Belajar Menulis Yuk! Udah Bisa Semua Kan?

Apa itu diksi? Menurut KBBI diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).

Lantas, bagaimana caranya supaya kita bisa memiliki diksi yang baik dan tepat? Caranya bisa karena banyak hal, bisa dari banyak membaca, sering menonton atau bisa juga karena sering berinteraksi/bersosialisasi dengan banyak orang. Intinya semakin sering kita menerima asupan kata maka semakin bagus diksi yang bisa kita rangkai.

3. Alur Cerita yang Runut

Seperti apa alur cerita yang runut itu? yaitu alur cerita yang tanpa cela. Istilah mudahnya adalah cerita yang masuk akal dalam logika banyak orang. Tapi nggak semua genre aturan ini berlaku ya. Ada beberapa genre seperti genre fantasy, alur yang tak masuk akal atau bahkan cacat logika sekalipun, terkadang masih bisa diterima dalam dunia literasi.

Sebuah tulisan jika kita tulis dengan fokus, diksinya tepat dan alur ceritanya runut. Itu udah bagus banget dan akan lebih terlihat keren dan indah dipandang jika diiringi dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. Seperti tanda baca, penempatan huruf kapital dll

Udah capek belum bacanya? Kalau udah, berarti kita sama, TS juga udah mulai capek nulis ini hahaha, semoga tips di atas tadi bermanfaat dan kalau ada yang punya tips keren lainnya, boleh banget ya kita diskusi dengan bijak di kolom komentar.

Tetap semangat menulis dan menulislah kebaikan, agar kelak tulisan-tulisan kita bisa menjadi wasilah amal baik yang kembali ke diri kita sendiri. 

4 Jangan yang Harus Dihindari Saat Bermain Sosmed, Khususnya Saat Berpuasa. Apa Ya?



Tak terasa sudah setengah bulan kita melakukan ibadah puasa (bagi yang menjalankannya) artinya, setengah jalan lagi kita akan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 H


Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Welcome to My Blog, apa kabar?
Lama banget nih, nggak nulis
Btw, gimana puasanya?

Menjalankan ibadah puasa yang masih diwarnai oleh COVID-19 sedikit banyaknya, kadang membuat kita lebih mati gaya ya.

Kalau di bulan puasa tahun sebelumnya, kita masih bisa hang out ama teman dan keluarga untuk ngabuburit atau bukber. Sekarang, jangankan untuk yang bersifat santai, yang bersifat profesional atau pendidikan pun tetap dilakukan di dalam rumah demi cepat berakhirnya pandemi.

Sebenarnya banyak hal yang bisa kita lakukan di bulan puasa meski hanya di dalam rumah aja, apalagi dengan bantuan teknologi yang makin canggih, yaitu berupa aplikasi komunikasi yang bisa menghubungkan kita dengan banyak orang dalam satu waktu dan aplikasi sosial media.

Untuk membunuh waktu dan supaya tidak mati gaya, dua aplikasi tersebut sangat membantu, apalagi mengingat udah banget aplikasi sosial media di zaman ini, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan yang lainnya.

4 'Jangan' yang Harus Dihindari Saat Bermain Sosmed, Khususnya Saat Berpuasa. Apa Ya?

Namun, meski sosial media bersifat dunia maya, terkadang ada juga beberapa dari kita yang kehidupan sehari-harinya bisa dipengaruhi oleh kehidupan di sosial media. Yang tadinya kita bangun dalam keadaan happy, pas main sosmed, baca komentar, status atau postingan yang bikin kesel, eh hilang deh tuh rasa happynya dan uniknya malah berganti jadi bad mood yang berakibat nggak bagus buat diri sendiri dan orang terdekat kita.

Ada yang bilang, untuk menghindari hal yang nggak enak tadi, apalagi di bulan puasa kayak sekarang. Sebaiknya off dulu main sosmednya, tapi karena pandemi, sosmed malah jadi salah satu solusi untuk kita menghilangkan rasa boring karena nggak bisa ke mana-mana.

Walaupun dunia maya, tapi kehidupannya nggak berbeda jauh dengan dunia nyata. Hanya cara komunikasinya aja yang berbeda. kalau di dunia maya lebih banyak memakai bahasa tulisan, di dunia nyata lebih banyak memakai bahasa lisan. Nah, TS pribadi ada sedikit tips sehat bermain sosmed, khususnya di bulan ramadhan saat pandemi agar kestabilan emosi kita tetap terjaga. Yaitu,

1. Jangan Baper

Karena menggunakan bahasa tulisan, terkadang maksud yang ingin disampaikan nggak bisa tersampaikan dengan baik dan benar. Baca tulisan ada tanda seru berderet rapi kayak antrian sembako tidak pada tempatnya, bikin emosi, padahal yang nulis nggak ada maksud untuk mancing emosi, cuma kebetulan aja penulis demen ama pentungan hansip makanya selalu ada di setiap tulisannya. Sayang juga kan puasa kita.

2. Jangan Ge-eR



Akhir-akhir ini, ada juga istilah kaum buciners. Konon ada yang bilang bucin adalah budak cinta. klikbudak cinta di sini bukan seperti orang yang bisa disuruh dalam arti negatif ya, tapi budak di sini adalah orang yang lebih mudah atau sering mengungkapkan rasa cinta dan sayangnya secara terang-terangan. Nah, kalau kalian ketemu orang yang kayak gini, apalagi baru kenal, jangan langsung berpikir “Duh, kayaknya doi suka nih ama gue,” karena bisa jadi, orang yang baru kamu kenal, memang tipikal seperti itu tanpa punya maksud buruk apa-apa.

3. Jangan Latah



Latah adalah meniru atau ikut-ikutan, baik perbuatan atau perkataan. Sebenarnya wajar ya, kalau kita atau ada orang yang mengikuti gaya atau cara kita. Tapi, lagi-lagi kudu pinter-pinter melihat, nggak semua perbuatan atau ucapan orang lain harus kita tiru apalagi sampai kita lestarikan. Kalau yang mau kita tiru ada perbuatan baik, fine-fine aja, tapi kalau perbuatan jelek, please, jangan ya. Cukuplah kita menjadi wasilah rantai kebaikan, apalagi di bulan ramadhan ini.

4. Jangan kepo



Sepertinya banyak yang belum tau ya, kalau kepo adalah kepanjangan dari kalimat Knowing Every Particular Object. Ada yang bilang kalau kepo dan perhatian itu beda tipis, dan TS setuju dengan pernyataan itu. Tapi bukan untuk sesuatu yang berlebihan dan bersifat negatif ya, kalau hanya sekadar menanyakan kabar atau status udah nikah atau belum atau tinggal di kota apa, kayaknya masih taraf wajar kan ya? Yang nggak wajar adalah sampe detail menanyakan masalah pribadi tanpa ada permulaan dari yang bersangkutan.

Bersosialisasilah dengan cara yang baik dan bijak, termasuk dalam dunia maya. Tetap santuy, yes? 😘

Tetap semangat dan jaga kesehatan meski ramadhan tahun ini pandemi ikut mewarnai. Tingkat daya imun diri sendiri dan keluarga, selalu berpikir positif dan terus berkarya, ya!

Pesanan Bu Siti

  Aku pernah menikah selama dua tahun. Cerai di tahun ketiga. Prosesnya cepat, kayak mi instan—panas, berasap, dan bikin kenyang emosi. Lima...